Makalah Jaringan ikat pada hewan - Knowledge Is Free

Hot

Sponsor

Kamis, 01 Oktober 2015

Makalah Jaringan ikat pada hewan







1.1  Latar Belakang
Struktur hewan adalah kumpulan dari berbagai macam jaringan dan melaksanakan suatu tugas tertentu dan akan membentuk organ. Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan. Jaringan tersusun oleh sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama. Jaringan tersusun atas beberapa sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur yang khusus memungkinkan meraka mempunyai fungsi yang spesifik yang berbeda dengan jaringan lain.

Perubahan sel menjadi jaringan terjadi melalui proses spesialisasi. Jaringan penyusun tubuh hewan ada empat macam yaitu jaringan epitelium, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. Salah satu jaringan yang akan dibahas adalah jaringan ikat. Jaringan ikat
merupakan jaringan yang berfungsi untuk mengikat sel-sel sehingga membentuk suatu jaringan dan mengikat suatu jaringan dengan jaringan lainnya, menyokong dan melindungi bagianbagian tubuh, mengisi rongga-rongga yang kosong, menyimpan lemak (sumber energi), dan untuk transposrtasi.

1.2  Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan
pengertian, fungsi, penyusun, dan macam-macam dari jaringan ikat pada hewan.

1.3 Manfaat
      Sedangkan kegunaan dari penulisan makalah ini adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang struktur hewan terutama pada jaringan ikat serta sebagai referensi dan sumber informasi untuk pembuatan makalah selanjutnya.



BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Pengertian dan Fungsi Jaringan Ikat
       Jaringan ikat berkembang dari mesenkim. Mesenkim berasal dari mesoderm, yaitu lapisan tengah embrio. Jaringan ikat sering disebut juga jaringan penyokong atau penyambung. Letak-letak sel jaringan ikat tidak berimpitan rapat tetapi tersebar. Jaringan ikat tidak terdapat pada permukaan luar tubuh. Jaringan ikat mengandung banyak pembuluh darah, kecuali pada tulang rawan (D.A. Pratiwi, 2006).
       Ciri khusus dari jaringan ikat adalah memiliki komponen intraseluler yang disebut matriks. Matriks disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat.dengan demikian secara garis besar, jaringan ikat terdiri atas sel-sel jaringan dan matriks. Matriks tersususn dari serat-serat dan bahan dasar. Berdasarkan bentuk dan reaksi kimianya, serat pada matriks dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
1.      Serat kolagen; berupa berkas beranekaragam yang berwarna putih. Serat kolagen mempunyai daya regang yang tinngi dengan elastisitas yang rendah. Kolagen terdapat pada tendon, yaitu jaringan yang menghubungkan otot dengan tulang.
2.      Serat elastin; berwarna kuning dan lebih tipis daripada serat kolagen. Serat elastin mempunyai elastisitas tinggi. Semakin bertambah usia seseorang, daya elastisitas serat elastin semakin menurun. Serrat elastin terdapat dalam pembuluh darah dan ligament.
3.      Serat retikuler; hampir sama dengan serat kolagen, akan tetapi berukuran lebih kecil. Serat retikuler berperan penting dalam menghubungkan jaringan ikat dengan jaringan lain, khususnya membrane antara jaringan epitelium dan jaringan ikat (D.A. Pratiwi, 2006).

Description: E:\best words\screenshot-53.jpg              Description: E:\best words\Jaringan-Ikat-Retikuler-300x225.jpg
 2.1 Gambar serat kolagen dan serat elastin          2.2 Gambar serat retikuler
       Bahan dasar penyusun matriks adalah mukopolisakarida sulfat dan asam hialuronat. Bentuk bahan dasar ini ialah homogen setengah cair. Jika kandungan asam hialuronat tinggi matriks bersifat lentur. Sebaliknya jika kandungan mukopolisakarida sulfatnya tinggi, matriks bersifat kaku. Bahan dasar ini jika terdapat dalam sendi bersifat kental, tetapi jika terdapat dalam tulang punggung bersifat padat (D.A. Pratiwi, 2006).
       Perimbangan antara sel dan matriks atau bahan antar sel menunjukkan variasi cukup jelas, tergantung dari macam jaringan ikat tersebut. Dalam tubuh hewan terdapat berbagai bentuk jaringan ikat, bahkan ada yang mengalami modifikasi sesuai fungsinya. Fungsi jaringan ikat adalah :
1.      Sebagai penunjang tubuh dalam arti luas, misalnya kerangka tubuh
2.      Sebagai penunjang serta pengantar pembuluh darah, pembuluh limfe, dan saraf termasuk organ tubuh vital, misalnya otak, ginjal, hati, paru-paru dan sebagainya.
3.      Merupakan media antara pembuluh darah kapiler dengan sel-sel tubuh dalam   
            mengantarkan zat makanan, zat asam, dan mengambil sisa metabolisme.
4.      Dapat berfungsi sebagai penimbun lemak (sel lemak), pigmen (sel pigmen),
            penghasil benda darah (sel hemopoetik) (Hernawati, 2008).

2.2 Sel-Sel Jaringan Ikat
      Ada berbagai jenis sel yang tertanam dalam matriks dan memiliki berbagai fungsi yaitu, fibroblas, histiosit atau makrofag, sel mast, sel pigment. Di samping itu masih ada beberapa macam sel di tempat-tempat khusus, misalnya limfosit dan leukosit, berasal dari darah, keluar dari pembuluh darah kapiler melalui proses diapedesis dengan tujuan tertentu. Sel lemak, terdapat pada jaringan lemak, sel pigmen terdapat pada jaringan pigmen.
1.      Fibrolas
            Sering disebut fibrosit atau desmosit. Fibroblas merupakan sel-sel jaringan ikat tetap, jumlahnya paling banyak dan mudah dikenali pada tiap bentuk jaringan ikat. Inti lonjong mengandung sedikit khromatin. Pada sediaan rutin inti mengecil dan runcing, sitoplasma cerah dan homogen dan membran plasma tidak jelas. Fungsi fibroblast yaitu membentuk serabut dan bahan dasar (matriks). Fibroblast dikenal mampu membentuk serabut kolagen. Fibrolast juga berfungsi mensekresikan protein, khususnya yang berbentuk serat.
                       
1.3  Gambar Fibrolas

2.      Histiosit (Makrofag)
            Bentuk selnya tidak teratur, penjuluran sel pendek dan tumpul, sedangkan intinya lebih kecil dan bulat dari fibroblast. Histiosit dalam keadaan istirahat sulit dibedakan dengan fibroblast. Histiosit tergolong sistem makrofag, sering pula disebut keluarga RES (Resticulo Endothelial System) yang berfungsi memfagositosis benda asing (kuman, pecahan sel) dalam tubuh. Fungsi histiosit membersihkan benda asing dari luar atau dalam tubuh sendiri, misalnya sisa sel yang sudah mati.
                        Description: 14 Gambar 2.2 Makrofag
3.      Sel Plasma
            Sel plasma jarang terdapat pada jaringan ikat biasa, sering terdapat pada jaringan ikat selaput lendir saluran pencernaan. Pada jaringan retikular pembentuk benda darah, pada tempat perdangan mudah ditemukan. Bentuk selnya lonjong tidak teratur, lebih kecil dari histiosit, inti terletak eksentrik dengan kromatin jelas membentuk jalinan seperti roda. Sitoplasma bersifat basofil kuat, mirip limfosit, tetapi di daerah di mana banyak sitoplasma dekat inti, lemah mengambil warna sehingga tampak cerah. Daerah ini merupakan lokasi dari aparatus Golgi yang memang besar dan aktif seperti pada kelenjar eksokrin. Sepintas lalu sel plasma agak mirip dengan limfosit, karena ada anggapan bahwa proplasmasit (prekursor sel plasma) berkembang dari limfosit medium tipe-B. Fungsi sel plasma adalah penghasil utama zat kebal (antibodi) yang bersirkulasi berkat penelitian dengan teknik flouresent antibodi.
                                    Description: ARTERIOLE + JAR IKAT KENDOR
                                    2.3 Gambar Sel plasma

4.      Sel Mast (Sel Tiang)
            Sel mast lazimnya terlihat pada jaringan ikat longgar, khususnya di sekitar pembuluh darah. Bentuk selnya besar, lonjong dengan inti agak pucat. Dalam sitoplasma terdapat banyak butir yang lazimnya bersifat basofil. Butir ini mudah larut dalam air seperti butir pada leukosit basofil, karenanya sulit dilihat pada sediaan rutin. Fungsi sel mast menghasilkan heparin (antikoagulan), histamin, dan serotonin. Histamin menyebabkan terjadinya vasodilatasi dan meningkatkan permeabelitas pembuluh darah kapiler dan vena kecil pada kasus alergi.
                                    Description: ARTEROLE + MAST CELL
                                     2.4 Gambar Sel mast (sel tiang)

5.      Sel Lemak
            Sel lemak terdapat pada jaringan lemak, yang terspesialisasi khusus untuk menyimpan lemak, bisa bersifat soliter atau mengelompok. Jika suatu jaringan ikat banyak mengandung sel lemak, maka jaringan ikat tersebut disebut jaringan adiposa.
                                    Description: E:\best words\jaringan lemak , adiposa.jpg
                                     2.5 Gambar Sel lemak

6.      Sel Pigmen
Sel pigmen lazim disebut „melanosit dan pigmen yang berwarna coklat hitam disebut melanin. Melanosit banyak terdapat jaringan ikat berpigmen pada lapis khoroidea mata, rambut, kulit, dan sebagainya (Hernawati, 2008).

2.3 Jenis-Jenis Jaringan Ikat

1.    Jaringan Ikat Longgar
     Jaringan ikat longgar luas dalam tubuh hewan, strukturnya dapat sedikit berbeda sesuai dengan lokasi serta namanya. Antara subkutan, endomisium, dan jaringan interstitial, tidak hanya nama serta lokasinya yang berbeda, strukturnya pun ada bedanya. Bangun histologi selnya banyak dan bermacam-macam. Serabutnya sedikit dan bermacam-macam. Matrik atau bahan dasarnya cukup banyak.
    Pemberian nama jaringan ikat longgar tergantung pada tempatnya serta fungsinya, misalnya subkutan : terdapat di bawah kulit dan menghubungkan kulit dengan organ tubuh dibawahnya. Merupakan tempat penimbunan sel-sel lemak. Endomisium : jaringan ikat longgar yang menghubungkan serabut otot satu dengan lain sambil membawa pembuluh darah dan syaraf. Jaringan interstitial : jaringan ikat longgar yang terdapat diantara ujung kelenjar, merupakan media antara pembuluh darah dan sel-sel kelenjar yang aktif membuat sekreta, misalnya kelenjar ambing (Hernawati, 2008).
           
    Description: C:\Users\satellitel640\Documents\jaringan-ikat.jpg
            Gambar 2.6 Jaringan ikat longgar

2.    Jaringan Ikat Padat
     Jaringan ikat padat terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut
a.     Jaringan Ikat Padat Teratur
      Jaringan ikat padat teratur dikarenakan susunan serabutnya. Bila serabutnya padat, maka sel-selnya relatif sedikit serta macamnya terbatas. Matriks pun relatif sedikit. Dengan melihat macam serabutnya, dibagi sebagai berikut :
- Mayoritas serabut kolagen : tendon, ligamentum, fasia, aponeurosis.
- Mayoritas serabut elastin : ligamentum nukhe, tunika flava
Tendon atau Urat
Tendon hampir seluruhnya dari serabut kolagen, tersusun paralel dan membentuk berkas yang cukup pekat. Di antara serabut kolagen yang membentuk berkas terdapat fibroblast yang sering disebut “sel tendon” Di antara berkas satu dengan yang lain terdapat jaringan ikat longgar yang membawa pembuluh darah dan syaraf. Jaringan tendon yang bersifat makroskopis sebenarnya merupakan gabungan sejumlah berkas serabut kolagen. Fungsi tendon merupakan alat untuk menghubungkan antara otot pada bungkul tulang, misalnya pada otot kaki yang mempunyai tendon yang cukup panjang.
Ligamentum
Secara struktural mirip dengan tendon, mayoritas terdiri atas serabut-serabut kolagen yang tersusun padat teratur sejajar. Fungsi sebagai pengikat persendian, menyebrang dari bungkul satu dengan bungkul tulang yang lain.
Aponeurosis
Aponeurosis mirip dengan tendon dan ligamentum, hanya saja bentuknya lebar dan agak tipis. Susunan serabut kolagen yang sejajar dan padat, dapat berlapis-lapis dengan arah berbeda. Aponeurosis kadang-kadang tampak membalut otot, terletak di antara otot, bisa tidak berhubungan dengan otot.
Fasia
Secara struktural fasia dan aponeurosis mirip, sehingga kedua istilah tersebut sering dikacaukan pengertiannya. Sebenarnya istilah fasia lebih bersifat umum, bisa tebal dan bisa tipis tergantung pada tempat serta fungsinya. Ada fasia yang hanya terdiri dari dua lapis sehingga mudah dipelajari secara miksroskopik, tetapi ada pula yang tebal dan kuat. Semakin banyak lapis yang membentuk anyaman makin kuat fasia tersebut. Fasia superfisialis terletak di bawah subkutan, langsung membalut otot, dimana sel-selnya akan menyusup ke dalam fasia tersebut. Fasia profunda, letaknya lebih dalam, terdiri atas jaringan ikat padat teratur membentuk anyaman dengan arah serabut berbeda. Di bagian dalam dapat bertaut pada tulang, ligamen, dan tendon. Fasia sering mebentuk daun menyusup di antara otot membentuk septa intermuskularis (Hernawati, 2008).

b.  Jaringan Ikat Padat Tidak Teratur
     Struktur serabut kolagen padat dan susunannya tidak teratur. Di samping mayoritas adalah serabu kolagen, terdapat pula serabut elastik sedikit dan bahkan otot polos, misalnya tunika albugenea testis kuda, kapsula dan trabukula limpa, jelas memiliki otot polos. Misalnya jaringan ikat padat tidak teratur antara lain korium (kulit), tunika albugenia, kapsula, trabukula, septa dan sebagainya (Hernawati, 2008)

             
Gambar 2.7 jaringan ikat padat                        Gambar 2.8 jaringan ikat padat tak teratur
                    teratur

3.    Jaringan Retikular
     Jaringan retikular terdiri atas sel-sel retikular yang membuat jalinan, dan serabut retikular yang menempel pada tubuh serta penjuluran sel yang saling berhubungan. Inti sel retikular besar dan pucat, sitoplasma cerah tanpa adanya vakuola didalamnya. Dilihat sari segi lokasi serta fungsinya, sel-sel retikular dibagi sebagai berikut:
- Di tempat tertentu masih memiliki potensi embrionik, dengan pengertian dapat  
   menumbuhkan beberapa macam benda darah, misalnya pada folikel getah bening, 
   pulpa putih limpa, sumsum tulang merah.
- Sel retikular pada kelenjar getah bening dan lain tempat memiliki sifat fagositosis   
   terhadap benda asing.
- Memiliki sifat fibroblastik, karena mampu menghasilkan serabut retikular
- Jaringan retikular terdapat pada organ hemopoietik (pembentuk benda darah), pada
   sumsum tulang disebut jaringan mieloid, sedangkan pada kelenjar getah bening disebut  jaringan limfoid (Hernawati, 2008).
    Description: E:\best words\index3.jpg
         2.9 Jaringan retikuler


4.    Jaringan Lemak
     Suatu bentuk jaringan ikat di mana mayoritas sel-selnya mampu menimbun lemak dalam sitoplasma. Serabut yang terdapat di antaranya adalah serabut kolagen, serabut elatin, dan serabut retikular, di samping pembuluh darah yang cukup banyak. Sel lemak berkembang dari mensenkim yang berdiferensiasi menjadi „steatoblast‟ yang nantinya menjadi sel lemak. Butir lemak mula-mula tersebar merata dalam sitoplasma. Lama-lama butir tersebut bergabung menjadi butir besar dan mengisi sebagian besar sitoplasma (80-90%).
     Secara kimiawi lemak tubuh adalah ester dari gliserol dan asam lemak (asam palmitin, stearin, dan olein). Lemak tidak larut dalam air atau alkohol dingin, tetapi larut dalam silol, khloroform, eter, bensol. Pada pewarnaan sehari-hari (H&E) lemak larut dalam silol, sehingga tampak sel-sel kosong, tinggal inti dengan sitoplasma yang tipis di tepi (Hernawati,  2008).       
                                   Description: Jaringan Lemak; H
                                    Gambar 2.10 Jaringan lemak
5.    Jaringan Pigmen
     Jaringan pigmen atau lengkapnya jaringan ikat berpigmen, memiliki sel-sel khusus yang mampu mensintesa serta menimbun pigmen. Selnya disebut „melanosit‟, sedangkan pigmennya „melanin‟ dan warnanya coklat hitam. Bangun hisologis sel-selnya memiliki penjuluran dan dalam sitoplasma terdapat butir-butir melanin, berbentuk pipih atau bulat dengan diameter 0,2-0,5 μm.
    Pada sedian rutin tanpa pewarnaan melanosit dapat dipelajari dengan jelas, butir melanin jelas hanya inti tampak kosong. Melanosit terdapat pada lapisan khoroida dan iris mata, stratum germinativum dan korium kulit hitam (Melanesia, Afrika), rambut serta bulu yang berwarna hitam (Hernawati, 2008)

 Description: jaringan ikat 33
Gambar 2.11 Jaringan pigmen

6.    Jaringan Darah
Jaringan darah merupakan jaringan penyokong khusus, karena berupa cairan. Ada yang menggolongkan jaringan ini sebagai jaringan ikat atau jaringan penunujang. Darah tersususn atas sel-sel darah dan matriks (plasma darah). Jaringan darah terdiri atas cairan darah dan sel-selnya berupa sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), dan keeping darah (trombosit).
a.       Sel darah merah (eritrosit)
Sel darah merah memiliki ciri-ciri tidak memepunyai inti, berbentuk bikonkaf, yaitu bentuk cakram dengan bagian tengah agak gepeng. Warna dari eritrosit tergantung pada hemoglobin, jika eritrosit mengikat O2 maka eritrosit akan berwarna merah. Fungsi dari eritrosit ialah untuk mengikat oksigen dan karbon dioksida. Jumlah eritrosit bervariasi tergantung jenis kelamin, usia, dan ketinggian tempat tinggal seseorang.
b.      Sel darah putih (leukosit)
Terdapat enam jenis leukosit di dalam darah yaitu neutrofil, esinofil, basofil, monosit, limfosit, dan sel plasma. Sel darh ini memiliki cirri-ciri memiliki inti sel dan tidak memiliki hemoglobin. Leukosit berfungsi sebagai pertahanan tubuh. orang dewasa memiliki sekitar 4800-10800 leukosit per milliliter kubik darah. Masa hidup leukosit berbeda-beda, granulosit sekitar 12 jam, monosit dapat bertahan selama beberapa minggu atau bulan dan limfosit dapat berthan selama 100-300 hari.
c.       Keping darah (trombosit)
       Keping darah berbentuk cakarm dan tidak berinti. Masa hidupnya sekitar 8-10 hari. Setelah itu akan dibawa ke limpa untuk dihancurkan. Jumlah keeping darah adalah 150 ribu-400 ribu per milliliter kubik darah. Fungsi dari keeping darah ialah untuk menaktifkan mekanisme penggumpalan darah atau pembekuan darah.
d.      Plasma darah
Komponen terbesar penyusun plasma darah adalah air. Plasma darah berperan mengangkut sari makanan, hormone, zat sisa hasil metabolism, antibodi dan lain-lain (Marno, 2012).

  Description: C:\Users\satellitel640\Documents\leukosit.jpg  
2.12 Gambar eritrosit         2.13 Gambar leukosit      2.14 Gambar trombosit

7.    Jaringan Limfe/ Getah Bening
Asal jaringan getah bening adalah bagian dari darh yang keluar dari pembuluh darah, komponen terbesarnya adalah air dimana terlarut zzt-zat antara lain glukosa, garam-garam, asam lemak. Komponen selulernya adalah limfosit. Jaringan getah bening menyebar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfe. Fungsi dari jaringan limfe selain untuk kekebalan tubuh (adanya limfosit) juga untuk mengangkut cairan jaringan, protein, lemak, garam mineral dan zat-zat lain dari jaringan ke sistem pembuluh darah (Marno, 2012).

8.    Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)
Tulang rawan merupakan hasil spesialisasi jaringan ikat berserat elastis. Matriks tulang rawan merupakan campuran dari protein dan polisakaridayang disebut kondrin. Oleh karena itu, sel tulang rawan disebut kondrosit. Kondrosit dibentuk oleh kondroblas. Kondrosit terletak dalam lacuna yang terdapt dalam perikondrium. Tulang rawan bersifat kuat dan lentur karena memiliki serat kolagen dan kondrin. Ada tiga jenis tulang rawan yaitu:


a.       Tulang rawan hialin
Tersusun dari matriks yang memiliki serat kolagen yang tersebar dalam bentuk anyaman halus dan rapat dan bening seperti kaca. Tulang rawan ini terdapat pada saluran pernapasan, dan ujung tulang rusuk.
b.      Tulang rawan elastik
Susunan perikondrium, matriks, sel, dan lacuna sama seperti tulang rawan hialin. Akan tetapi serat kolagen tulang rawn elastik tidak tersebar. Bentuk serat bergelombang. Tulang rawan ini terdapat pada pada bagian epiglottis dan bagian luar telinga.
c.       Tulang rawan fibrosa
Matriks tulang rawan fibrosa mengandung serat kolagen kasar dan tidak teratur, lakuna-lakunanya bulat atau bulat telur dan berisi kondrosit. Terdapat pada perlekatan ligament, sambungan tulang belakang, simfisis pubis (D.A. Pratiwi, 2006).

  Description: E:\best words\hyalin kartilago.jpgDescription: kartilago elastin.jpg    Description: kartilago fibrosa.jpg
Gambar 2.15 Tulang            Gambar 2.16 Tulang rawan   Gambar 2.17 Tualng rawan hialin                                 elastic                                          fibrosa
                                                          

9.    Jaringan Tulang (Osteon)
Tulang merupakan jaringan ikat yang mengandungmineral. Sel tulang disebut osteosit. Osteosit terletak di dalam lakuna. Osteosit dibentuk oleh osteoblas. Matriks penyusun tulang adalah kolagen dan kalsiumfosfatyang memperkeras matriks sehingga tulang lebih keras daripada tulang rawan. Tulang tersusun atas unit-unit yang dinamakan dengan sistem havers. Sistem mempunyai pembuluh darah yang berguna untuk menyupali makanan bagi tulang dan saraf. Tulang dibugkus oleh selaput pembungkus tulang yang disebut periosteum. Tulang berfungsi sebagai penyokong tubuh, alat gerak, dan pelindung organ dalam (D.A. Pratiwi, 2006).            




DAFTAR PUSTAKA


Hernawati. 2008. “Jaringan Ikat”. Makalah disajikan pada 6 Agustus 2008.
Marno. 2012. Biologi. Karanganyar: PT Pratama Mitra Aksara.
Pratiwi, D.A. Biologi. Jakarta: Erlangga.










Post Top Ad

Your Ad Spot